This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 30 Agustus 2016
About
This blog as media sharing and documentation, information, story / stories, writings and about anything that we have received from our friends, and it is worthy to serve as additional knowledge for all. So whenever we can repeat back to the reference, in addition, it can also be enjoyed by the audience. So that benefits are expected to extend, indefinitely. Hopefully all of the information contained in this article can be a charitable investment to its authors, as well as penggugah and encouragement to be better for readers. If there are things that are less pleasing in this Blog, we expect help and correction via email us at ivanignatius79@gmail.com Thanks. ^ _ ^
Proses Pembuatan Unsur/ Senyawa Logam dan Kegunaannya
Proses Pembuatan Unsur/ Senyawa Logam
dan Kegunaannya
No.
|
UNSUR / SENYAWA
|
PROSES PEMBUATAN
|
KEGUNAAN
|
1.
| Natrium (Na) | Proses Down:
Dengan elektrolisis
NaCl→Na+ (l) + Cl– (l)
Katode : Na+ (l) + e→ Na (l)
Anode : 2Cl– (l) → Cl2 (g) + 2 e
|
|
2.
| Natrium Hidroksida (NaOH) | NaOH dibuat dengan elektrolisis larutan NaCl.
Katoda : 2H2O(l) + 2e à 2OH–(aq) + H2(g)
Anoda : 2Cl–(aq) Ã Cl2(g) + 2e
Hasil : 2H2O(l) + 2Cl–(aq) Ã 2OH–(aq) + H2(g)+ Cl2(g)
Na+ dalam larutan bergabung dengan OH– di katoda membentuk NaOH.
| Soda kaustik digunakan dalam pembuatan sabun, detergen, tekstil, kertas, pewarnaan, dan menghilangkan belerang dari minyak bumi. |
3.
| Natrium Karbonat (Na2CO3) | Proses Solvay
Metode pembuatan Na2CO3 ini dikembangkan oleh Ernest Solvay (1838–1922) dari Belgia sebagai bahan bakunya adalah batu kapur CaCO3.
– Batu kapur dipanaskan untuk memperoleh gas CO2
CaCO3(s) Ã CaO(s) + CO2(g) (panas)
CO2(g) + H2O(l) Ã H2CO3(aq)
H2CO3(aq) + NH3(g) Ã NH4HCO3(aq)
NH4HCO3(aq) + NaCl(aq) Ã NaHCO3(s) + NH4Cl
Endapan NaHCO3 dipisahkan dengan penyaringan kemudian dipanaskan
2 NaHCO3(s) Ã Na2CO3(s) +H2O(g) + CO2(g) (panas)
| Digunakan dalam proses pembuatan pulp, kertas, sabun, detergen, kaca, dan untuk melunakkan air sadah. |
4.
| Natrium Sulfat | Proses Hargraves :
2NaCl(s) + H2SO4(l)→ Na2SO4 (s) + 2HCl(g)
| industri pulp dan kertas |
5.
| Magnesium (Mg) | Magnesium diperoleh dari air laut menurut proses Dow melalui tahap-tahap
CaO (s) + H2O (l) Ã Ca2+ (aq) + 2OH– (aq)
Mg2+ (aq) + 2OH– (aq) Ã Mg(OH)2 (s)
Mg2+(aq) + H2O(l) + CaO(s ) Ã Mg(OH)2(s) + Ca2+(aq)
Mg(OH)2(s) + 2HCl(aq) Ã MgCl2(aq) + 2H2O(l)
MgCl2 (l) Ã Mg2+ (l) + 2Cl– (l)
Katoda : Mg2+(l) + 2e à Mg(l)
Anoda : 2Cl– (l) Ã Cl2(g) + 2e
Hasil : Mg2+ (l) + 2Cl–(l) Ã Mg(l) + Cl2(g)
|
|
6.
| Alumunium (Al) | Aluminium diperoleh dengan elektrolisis lelehan bauksit Al2O3 dalam kriolit cair Na3AlF6 pada proses Hall – Heroult melalui 2 tahap, yaitu:
Ke dalam bauksit ditambahkan larutan NaOH pekat sehingga Al2O3 larut, sedangkan zat lain tidak larut. Dipisahkan melalui penyaringan.
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) Ã 2NaAlO2 (aq) + H2O (l)
Larutan NaAlO2 diasamkan.
NaAlO2 (aq) + H2O (l) + HCl (aq) Ã Al(OH)3 (s) + NaCl (aq)
Endapan Al(OH)3 disaring & dipanaskan sehingga terurai.
Al(OH)3 (s) Ã Al2O3 (s) + 3H2O (g) (panas)
Al2O3 murni dicampur dengan kriolit Na3AlF6. Dinding bejana untuk elektrolisis terbuat dari besi yang dilapisi grafit (katoda). Anodanya, batang karbon yang dicelupkan ke dalam campuran.
Larutan Al2O3 dalam kriolit dimasukkan ke dalam sel Hall-Heroult, kemudian dialiri listrik. Ion Al3+ direduksi di katoda menjadi Al cair dan ion O2- dioksidasi di anoda menjadi gas oksigen.
Reaksi yang terjadi:
Al2O3(l) Ã 2Al3+(l) + 3O2-(l)
Katoda : Al3+(l) + 3e à Al(l) × 4
Anoda : 2O2-(l) Ã O2(g) + 4e × 3
Hasil : 4Al3+(l) + 6O2-(l) Ã 4Al(l) + 3O2(g)
Gas oksigen yang terbentuk dapat bereaksi dengan anoda karbon membentuk CO2sehingga anoda semakin habis dan pada suatu saat harus diganti.
|
|
7.
| Besi (Fe) | Besi diperoleh dari bijih besi dengan cara peleburan yang di lakukan dalam suatu tunggu yang disebut tanur tiup (blast furnace).
Proses yang terjadi pada pembuatan besi:
C (s) + O2(g) à CO2(g) ΔH = -394 kJ
CO2(g) + C(s) à 2CO(g) ΔH = +173 kJ
3Fe2O3 + CO Ã 2Fe3O4 + CO2 (pada suhu 500 °C)
Fe3O4 + CO Ã 3FeO + CO2 (pada suhu 850 °C)
FeO + CO Ã Fe + CO2 (pada suhu 1000 °C)
Reaksi total dapat di tuliskan sebagai berikut:
Fe2O3 (s) + 3CO (g) Ã 2Fe (l) + 3CO2 (g)
Besi cair itu turun ke bawah. Zat pengotor yang tercampur , seperti SiO2, P4O10 &Al2O3diikat oleh CaO (penguraian batu kapur padasuhu tinggi). Besi yang dihasilkan disebut besi kasar (pig iron) yang mengandung 95% Fe, 4% C dan sedikit Si, P, dan S. Rapuh (mudah patah).
|
|
8.
| Tembaga (Cu) | Tembaga diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2 melalui beberapa tahap, yaitu:
Bijih diserbukkan dimasukkan ke dalam campuran air dan minyak. Bijih yang mengandung tembaga akan diselaputi oleh minyak&yang lainnya terbawa oleh air. Udara ditiupkan ke dalam campuran dan bijih yang diselaputi minyak dibawa ke permukaan mengapung, sedangkan zat lain diendapkan.
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dan terjadi reaksi
4Cu2FeS2(s) + 9O2(g) Ã 2Cu2S(s) + 2Fe2O3(s) + 6SO2(g)
Cu2S yang terjadi dipisahkan dari Fe2O3 dan dipanaskan,dialiri udara (terjadi reduksi) menjadi logam tembaga lepuh (blister copper)
2Cu2S(s) + 3O2(g) Ã 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) Ã 6Cu(s) + SO2(g)
Logam tembaga yang diperoleh dari reduksi masih tercampur dengan sedikit Ag, Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Tembaga yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan sebagai katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit larutan CuSO4.
Tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e à Cu(s)
Anoda : Cu(s) Ã Cu2+(aq) + 2e
Hasil : Cu(s) Ã Cu(s)
Pada proses ini anoda semakin habis dan katoda (tembaga murni) makin bertambah besar, sedangkan Ag, Au, dan Pt diendapkan sebagai lumpur anoda sebagai hasil samping.
|
|
9.
| Timah | Proses Pemanasan :
SnO2 + C→ Sn + CO2
|
|
Reaksi Netralisasi dan Persamaan Reaksi Netralisasi
Salah satu cara praktis untuk menetralkan pH basanya adalah dengan gelembung CO2 ke dalam air. Karbon dioksida membentuk asam lemah (asam karbonat, H2CO3) dalam larutan yang berfungsi untuk mengantarkan pH basa ke sesuatu yang lebih dekat ke netral.
Reaksi Netralisasi dan Persamaan Reaksi Netralisasi
Reaksi netralisasi merupakan reaksi dimana asam dan basa bereaksi dalam larutan berair untuk menghasilkan garam dan air. Natrium klorida cair yang dihasilkan dalam reaksi disebut garam. Sebuah garam merupakan senyawa ionik yang terdiri dari kation dari basa dan anion dari asam. Sebuah garam pada dasarnya adalah setiap senyawa ionik yang bukan merupakan asam atau basa.
Reaksi Asam Kuat Basa-Kuat
Ketika jumlah yang sama dari asam kuat seperti asam klorida dicampur dengan basa kuat seperti natrium hidroksida, hasilnya adalah larutan netral. Produk reaksi tidak memiliki karakteristik baik asam atau basa. Berikut adalah persamaan reaksi keseimbangan molekul.
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
Reaksi kimia yang terjadi dalam larutan air yang lebih akurat diwakili dengan persamaan reaksi ion bersih. Persamaan ionik lengkap untuk netralisasi asam klorida dengan natrium hidroksida ditulis sebagai berikut:
H+ + Cl– + Na+ + OH– → Na+ + Cl– + H2O
Karena asam dan basa keduanya kuat, mereka sepenuhnya terionisasi dan seterusnya ditulis sebagai ion, seperti NaCl terbentuk sebagai produk. Ion-ion natrium dan ion klorida adalah ion spektator dalam reaksi, sehingga menghasilkan reskai berikut sebagai reaksi ionik bersih.
H+ + OH– → H2O
Semua reaksi netralisasi asam kuat dengan basa kuat adalah reaksi ionik bersih ion hidrogen digabung dengan ion hidroksida untuk menghasilkan air.
H2SO4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2SO4 + 2H2O(l)
Agar reaksi menjadi netralisasi penuh, mol NaOH dua kali lebih banyak harus bereaksi dengan H2SO4. Garam natrium sulfat larut, dan seterusnya reaksi ionik bersih sama lagi. Rasio mol yang berbeda terjadi karena asam poliprotik lainnya atau basa dengan beberapa hidroksida seperti Ca(OH)2.
Reaksi Melibatkan Asam Lemah atau Basa lemah
Reaksi di mana setidaknya salah satu komponen lemah umumnya tidak menghasilkan larutan netral. Reaksi antara asam nitrit lemah dan kalium hidroksida kuat ditampilkan di bawah.
HNO2(aq) → KOH(aq) → KNO2(aq) + H2O(l)
Cara lain untuk menulis persamaan ion bersih, asam lemah harus ditulis sebagai molekul karena tidak mengionisasi untuk sebagian besar di dalam air. Basa dan garam sepenuhnya dipisahkan.
HNO2 + K+ + OH– → K+ + NO2– + H2O
Satu-satunya ion spektator adalah ion kalium, sehingga persamaan ion bersih adalah sbb:
HNO2 + OH– → NO2– + H2O
Ion hidroksida kuat pada dasarnya sebagai “kekuatan” bagi asam nitrat lemah untuk menjadi terionisasi. Ion hidrogen dari asam bergabung dengan ion hidroksida untuk membentuk air, yang meninggalkan ion nitrit sebagai produk lainnya. Larutan yang dihasilkan tidak netral (pH = 7), tetapi sedikit basa.
Reaksi juga dapat melibatkan basa lemah dan asam kuat, menghasilkan larutan yang sedikit asam. Persamaan ion molekul dan bersih untuk reaksi asam klorida dan amonia ditunjukkan di bawah ini.
HCl + NH3 → NH4Cl
H+ + NH3 → NH4+ (Cl– adalah ion spektator)
Reaksi antara asam dan basa yang baik lemah dapat mengakibatkan larutan yang netral, asam, atau basa.
Sistem Periodik Unsur (SPU)
Sistem Periodik Unsur (SPU)
Sistem periodik unsur adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.
Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur
Pengelompokan atas Logam dan NonLogam
Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh Lavoisier yang mengelompokkkan unsur ke dalam logam dan nonlogam. Pada waktu itu baru sekitar 20 jenis unsur yang sudah dikenal. Oleh karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sederhana, unsur-unsur tersebut kelihatannya berbeda antara yang satu dengan yang lain, artinya belum terlihat adanya kemiripan antara unsur yang satu dengan unsur yang lainnya. Tentu saja pengelompokan atas logam dan nonlogam masih sangat sederhana, sebab antara sesama logam pun masih terdapat banyak perbedaan.
Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner ,seorang profesor kimia di Jerman, mengemukakan bahwa massa atom relatif stronsium sangat dekat dengan massa rata-rata dari dua unsur lain yang mirip stronsium, yaitu kalsium dan barium. Dobereiner juga menemukan beberapa kelompok unsur lain mempunyai gejala seperti itu. Oleh karena itu, Dobereiner mengambilan kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang disbutnya triade. Namun sayang, Dobereiner tidak berhasil menunjukkan cukup banyak triade sehingga aturan tersebut tidak bermanfaat.
Hukum Oktaf Newlands
J.W. Newlands merupakan orang yang mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Pada tahun 1863, ia menyatakan bahwa sifat sifat unsur berubah secara teratur. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan dan seterusnya.
Sistem Periodik Mendeleev
Diantara para ahli yang dianggap paling berhasil dalam mengelompokkan unsur-unsur dan berani menduga adanya unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan adalah Dmitry Mendeleev. Mendeleev mengelompokkan unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Cara pengelompokkan dilakukan dengan menggunakan kartu. Dalam kartu tersebut ditulis lambang atom, massa atom relatifnya dan sifat-sifatnya. Mendeleev selanjutnya menempatkan unsur-unsur dengan kemiripan sifat pada satu lajur vertikal yang disebut golongan. Unsur-unsur juga disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya dan ditempatkan dalam satu lajur yang disebut periode. Sistem periodik yang disusun Mendeleev dapat dilihat pada tabel berikut:
Mendeleev sengaja mengosongkan beberapa tempat untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Beberapa kotak juga sengaja dikosongkan karena Mendeleev yakin masih ada unsur yang belum dikenal karena belum ditemukan. Salah satu unsur baru yang sesuai dengan ramalan Mendeleev adalah germanium yang sebelumnya diberi nama ekasilikon oleh Mendeleev.
Sistem Periodik Modern dari Hhenry G. Moseley
Pada awal abad 20, setelah penemuan nomor atom, Henry Moseley menunjukkan bahwa urut-urutan unsur dalam sistem periodik Mendeleev sesuai dengan kenaikan nomor atomnya. Penempatan telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan keniakan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te = 52; I = 53).
Sistem Periodik Modern
Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itu sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.
Periode
Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.
Periode
|
Jumlah Unsur
|
Nomor Atom
|
1
|
2
|
1-2
|
2
|
8
|
3-10
|
3
|
8
|
11-18
|
4
|
18
|
19-36
|
5
|
18
|
37-54
|
6
|
32
|
55-86
|
7
|
32
|
87-118
|
Periode 1, 2,3 disebut periode pendek karena berisi relatif sedikit unsur, sedangkan periode 4 dan seterusnya disebut periode panjang.
Golongan
Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada dua cara penamaan golongan, yaitu:
- Sistem 8 golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B disebut juga unsur transisi. Nomor golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdiri atas 3 kolom vertikal.
- Sistem 18 Golongan. Menurut cara ini, sistem periodik dibagi kedalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12
Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, diantaranya:
- Golongan IA : logam alkali (kecuali hidrogen)
- Golongan IIA : logam alkali tanah
- Golongan VIIA : halogen
- Golongan VIIIA : gas mulia
Unsur transisi dan transisi dalam
- Unsur Transisi
Unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongan B disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA
- Unsur transisi dalam
Dua baris unsur yang ditempatkan dibagian bawah Tabel Periodik disebut unsur transisi dalam, yaitu terdiri dari:
- Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57-70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium (La), sehingga disebut lantanoid atau lantanida
- Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89-102 (14 unsur). Ke-14 unsur ini sangat mirip dengan aktinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida
Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ke tujuh, masing-masing berisi 15 unsur.
Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut.
- Nomor periode sama dengan jumlah kulit
- Nomor golongan sama dengan elektron valensi
Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektron.
Sifat-sifat Periodik Unsur
Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan.
Jari-jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti hingga kulit elektron terluar. Besar kecilnya jari-jari atom terutama ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah kulit dan muatan inti.
- Untuk unsur-unsur segolongan, semakin banyak kulit atom, semakin besar jari-jarinya.
- Untuk unsur-unsur seperiode, semakin besar muatan inti, maka semakin kuat gaya tarik inti terhadap elektron, sehingga semakin kecil jari-jarinya
Energi Ionisasi
Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron yang terikat paling lemah oleh suatu atom atau ion dalam wujud gas.
Hubungan energi ionisasi dengan nomor atom.
- dalam satu golongan, dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil
- dalam satu periode, dari kiri ke kanan, energi ionisasi cenderung bertambah
Besar kecilnya energi ionisasi bergantung pada besar gaya tarik inti terhadap elektron kulit terluar, yaitu elektron yang akan dilepaskan. Semakin kuat gaya tarik inti, semakin besar energi ionisasi
- dalam satu golongan, dari atas ke bawah, jari-jari atom bertambah besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Oleh karena itu, energi ionisasi berkurang
- dalam satu periode, dari kiri ke kanan, jari-jari atom berkurang, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron semakin kuat. Oleh karena itu energi ionisasi bertambah
Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan apabila suatu atom menarik sebuah elektron
- Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron cenderung berkurang
- Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron cenderung bertambah
- Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai afinitas elektronn bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan halogen
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kecenderungan suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan.
Unsur yang mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar tentu akan mempunyai keelektronegatifan yang besar pula.
Sifat Logam dan Nonlogam
Sifat logam bergantung pada energi ionisasi. Semakin besar energi ionisasi, semakin sukar bagi atom untuk melepas elektron, dan semakin berkurang sifat logamnya.
Kereaktifan
Kereaktifan suatu unsur begantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA.